Model Pembelajaran Assure
a.
Pengertian Model
Pembelajaran ASSURE
Model pembelajaran ASSURE dirancang untuk membantu para guru merencanakan mata pelajaran
yang secara efektif memadukan penggunaan teknologi dan media di ruang kelas
(Smaldino, Sharon E., Lowther, Deborah L., dan Russel James D., 2011:112).
Menurut Pribadi (2011:29) model pembelajaran ASSURE merupakan model desain
pembelajaran yang bersifat praktis dan mudah untuk digunakan. Model ini dapat
diaplikasikan untuk mendesain aktivitas pembelajaran, baik yang bersifat
individual maupun kelompok. Langkah analisis karakteristik siswa dan rumusan
tujuan di awal proses akan memudahkan guru dan perancang program pembelajaran
untuk memilih metode, media, dan bahan ajar yang tepat untuk digunakan dalam
menciptakan aktivitas pembelajaran sukses. Demikian pula hanya dengan langkah
evaluasi dan revisi yang dapat dimanfaatkan untuk menjamin terciptanya proses pembelajaran
yang berkualitas.
Menurut Afandi dan Badarudin (2011:22) Model ASSURE merupakan suatu model yang
merupakan sebuah formulasi untuk kegiatan belajar mengajar (KBM) atau disebut
juga model berorientasi kelas. Model ini adalah salah satu petunjuk dan
perencanaan yang bisa membantu untuk bagaimana cara merencanakann,
mengidentifikasi, menentukan tujuan, memilih metode dan bahan, serta evaluasi.
Menurut Fitra Kurniawati (2017:25) model pembelajaran
ASSURE adalah model yang memusatkan
ke siswa dan memfokuskan karakteristik siswa yang akan memudahkan memilih
metode, media, teknologi dan strategi pembelajaran yang tepat digunakan dalam menciptakan
kegiatan belajar dan pembelajaran yang menarik, efektif dan efisien.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka model
pembelajaran ASSURE adalah model
pembelajaran yang bersifat praktis dan sederhana yang dilakukan secara
sistematik (bertahap) dan holistik (menyeluruh) dengan memanfaatkan media,
metode dan bahan ajar serta melibatkan siswa sehingga kegiatan belajar mengajar
menjadi lebih aktif, efektif dan bermakna bagi siswa.
b.
Kelebihan dan
Kelemahan Model Pembelajaran ASSURE
1)
Kelebihan model
pembelajaran ASSURE
a)
Lebih banyak
komponennya dibandingkan dengan model materi ajar. Komponen tersebut
diantaranya: analisis pembelajar, strategi pembelajaran, sistem penyampaian,
penilaian proses belajar dan penilaian belajar.
b)
Sering diadakan
pengulangan kegiatan dengan tujuan evaluasi.
c)
Mengutamakan
partisipasi pembelajaran dalam poin
require leaner participation sehingga diadakan pengelompokan kecil, seperti
pengelompokan belajar mandiri dan tim, serta penugasan yang bertujuan untuk
memicu keaktifan siswa.
d)
Guru wajib
menyampaikan materi dan mengelola kelas, serta mampu memanfaatkan metode, media
dan bahan ajar secara optimal.
e)
Model
pembelajaran ini sangat sederhana dan dapat diterapkan sendiri oleh guru.
2)
Kelemahan model
pembelajaran ASSURE
a)
Tidak mengukur
dampak terhadap proses belajar karena tidak didukung oleh komponen supra
sistem.
b)
Adanya
penambahan tugas dari seorang pengajar.
c)
Perlu upaya
khusus dalam mengarahkan siswa persiapan kegiatan belajar mengajar.
c.
Langkah-langkah
Model Pembelajaran ASSURE
Model
pembelajaran ASSURE tidak diberi nama
berdasarkan pencetusnya, tetapi berdasarkan huruf awal pada setiap langkah-langkah
atau tahapan dalam model pembelajaran ASSURE
sebagai berikut:
1)
Analyze learner characteristic (Analisis karakter siswa)
Langkah pertama dalam pembelajaran ASSURE adalah menganalisis karakter
siswa. Analisis pembelajaran meliputi tiga faktor kunci yang perlu diperhatikan
dalam analisis pembelajaran yang meliputi:
a)
General Characteristic (Karakteristik Umum)
Karakteristik
ini berkisar dari variabel-variabel yang konstan, seperti usia, jenis kelamin,
tingkat pendidikan serta kesukaan. Karakteristik umum digunakan untuk
menentukan metode, media dan materi dalam kegiatan belajar mengajar.
b)
Specific Entry Competencies (Spesifikasi Kemampuan Awal)
Pengetahuan
awal siswa merupakan sebuah subyek patokan yang berpengaruh dalam bagaimana dan
apa yang dapat mereka pelajari lebih banyak sesuai dengan perkembangan psikologi
siswa (Smaldino, 2011).
c)
Learning Style (Gaya
Belajar)
Gaya
belajar merujuk pada serangkaian sifat psikologis yang menentukan bagaimana
seorang individual merasa, berinteraksi dengan, dan merespons secara emosional
terhadap lingkungan belajar.
2)
State performance objectives (Menetapkan kompetensi)
Langkah kedua dalam pembelajaran ASSURE adalah menetapkan kompetensi.
Kompetensi yang dimaksud adalah standar dan tujuan pembelajaran. Standar
pembelajaran dapat diambil dari standar kompetensi yang sudah ditetapkan dalam
silabus atau kurikulum. Menurut Smaldino (2011:118) tujuan belajar merupakan
pernyataan dari apa yang akan dicapai para pemelajar, bukan bagaimana mata
pelajaran diajarkan.
a)
Pentingnya
Merumuskan Standar dan Tujuan
(1)
Dasar untuk
penilaian, untuk menyatakan standar dan tujuan belajar adalah memastikan
penilaian yang akirat atas pembelajaran siswa. Penilaian yang dilakukan dapat
mengukur kemampuan dan pengetahuan sasaran.
(2)
Dasar untuk
eksprektasi belajar siswa, jika standard an tujuan belajar spesifik dinyatakan
secara jelas, belajar dan mengajar menjadi berorientasi pada tujuan.
b)
Tujuan
Pembelajaran yang Berbasis ABCD
(1)
A = Audience, siswa dengan segala
karakteristiknya. Siapa pun siswa, apa pun latar belakangnya, jenjang
belajarnya, serta kemampuan prasyaratnya sebaiknyan jelas dan rinci.
(2)
B = Behavior, perilaku siswa mewakili kompetensi
yang tercermin setelah dilakukan pembelajaran. Kompetensi tersebut berupa kata
kerja yang terukur dan dapat diamati seperti mengetahui, mengerti dan
mengapresiasi.
(3)
C = Conditions, situasi kondisi atau
lingkungan yang memungkinkan bagi siswa dapat belajar dengan baik. Penggunaan
media dan metode serta sumber belajar menjadi bagian dari kondisi belajar ini.
(4)
D = Degree, persyaratan khusus atau kriteria
yang dirumuskan sebagai dibaku sebagai bukti bahwa pencapaian tujuan
pembelajaran dan proses belajar berhasil. Kriteria ini dapat dinyatakan dalam
presentase benar, menggunakan kata-kata seperti tepat/benar, waktu yang harus
dipenuhi, kelengkapan persyaratan yang dianggap dapat mengukur pencapaian
kompetensi.
c)
Tujuan
Pembelajaran dan Perbedaan Individu
Siswa
yang tidak memiliki kesulitan belajar dengan yang memiliki kesulitan belajar
pasti memiliki waktu ketuntasan terhadap materi yang berbeda-beda. Sehingga
muncullah mastery learning yaitu anggapan bahwa semua siswa dapat belajar bila
diberi waktu yang cukup dan kesempatan belajar yang memadai. Dengan kondisi
seperti ini guru dapat merumuskan tujuan pembelajaran dan pelaksanaannya dengan
lebih tepat.
3)
Select methods, media, and materials (Memilih metode, media, dan bahan ajar)
Langkah ketiga dalam merencanakan pembelajaran yang
efektif adalah dengan memilih metode, media, dan bahan ajar yang sesuai dan
tepat.
a)
Metode adalah
suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam
kegiatan belajar mengajar, guru tidak harus terpaku dengan menggunakan satu
metode, tetapi guru sebaiknya menggunakan metode yang bervariasi agar kegaitan
belajar mengajar tidak membosankan.
b)
Media merupakan
wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan yang dilakukan guru dan
siswa dalam kegiatan belajar mengajar yang mampu merangsang perhatian, minat,
pikiran dan perasaan siswa.
c)
Bahan ajar atau
materi merupakan pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan sebagai isi dari
suatu mata pelajaran yang diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Materi pembelajaran
biasanya berisi pesan, informasi, dan ilustrasi berupa fakta, konsep, prinsip,
dan proses yang terkait dengan pokok bahasan tertentu dan biasanya digambarkan
dalam buku teks, yang dapat digunakan untuk memfasilitasi siswa belajar.
4)
Utilize methods, media, and materials (Memanfaatkan metode, media, dan bahan ajar)
Langkah keempat dalam pembelajaran ASSURE adalah dengan memanfaatkan
penggunaan metode, media dan bahan ajar oleh siswa dan guru. Untuk melakukan
langkah keempat ini sebaiknya diikuti dengan proses “5P” seperti dibawah ini:
a)
Preview materi,
guru harus melihat terlebih dahulu materi sebelum menyampaikannya dan selama
proses pembelajaran guru harus menentukan materi yang tepat untuk siswa dan
memperhatikan tujuannya.
b)
Prepare bahan, guru
harus mengumpulkan semua materi dan media yang dibutuhkan guru dan siswa. Guru
harus menentukan urutan materi dan penggunaan media. Guru harus menggunakan
media terlebih dahulu untuk memastikan keadaan media.
c)
Prepare lingkungan,
guru harus mengatur fasilitas yang digunakan siswa dengan tepat dari materi dan
media sesuai dengan lingkungan sekitar dalam proses pembelajaran.
d) Prepare siswa,
guru memberitahukan siswa tentang tujuan pembelajaran. Guru menjelaskan
bagaimana cara agar siswa dapat memperoleh informasi dan cara mengevaluasi
materinya.
e)
Provide
pengalaman belajar, mengajar dan belajar harus menjadi pengalaman bagi siswa,
bukan menjadi suatu cobaan dimana siswa merasa tertekan dalam proses belajar
mengajar.
Berdasarkan proses 5P yang diuraikan diatas, maka
pemanfaatan metode, media dan materi akan berjalan lebih efektif karena guru
memperhatikan setiap detail dalam proses kegiatan belajar mengajar.
5)
Requires learner participation (Melibatkan siswa dalam proses pembelajaran)
Langkah kelima dalam model pembelajaran ASSURE adalah melibatkan siswa dalam
proses pembelajaran. Dalam hal ini siswa dapat dilibatkan untuk memecahkan
masalah, simulasi, kuis atau presentasi. Pemberian latihan juga merupakan
contoh cara melibatkan aktivitas mental siswa dengan materi yang sedang
dipelajari. Jika siswa aktif dalam proses pembelajaran maka akan memudahkan
siswa untuk memahami materi yang diberikan oleh guru. Setelah siswa aktif
melakukan proses pembelajaran, pemberian
umpan balik berupa pengetahuan tentang hasil belajar akan memotivasi siswa
untuk mencapai prestasi belajar yang lebih tinggi.
6)
Evaluate and revisi (Evaluasi dan revisi)
Langkah terakhir dalam model pembelajaran ASSURE adalah mengevaluasi dan revisi.
Evaluasi dan revisi dilakukan untuk melihat seberapa jauh metode, media dan
materi yang digunakan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dari
hasil evaluasi akan diperoleh kesimpulan: apakah metode, media dan materi yang
dipilih sudah baik atau harus diperbaiki kembali. Penilaian dan perbaikan dapat
berdasarkan tahapan berikut:
a)
Penilaian hasil
belajar siswa
(1)
Penilaian hasil
belajar autentik
(2)
Penilaian hasil
belajar portofolio
(3)
Penilaian hasil
belajar yang tradisional/elektronik
b)
Mengevaluasi dan
merevisi metode, media dan materi
Evaluasi dan
revisi bertujuan untuk menilai efektivitas dan efisien program pembelajaran dan
menilai pencapaian hasil belajar siswa. Dalam evaluasi untuk menilai
efektivitas proses pembelajaran yaitu terjawabnya pertanyaan apakah metode,
media dan bahan ajar dapat membantu proses pembelajaran, apakah siswa terlibat
aktif dalam proses pembelajaran. Untuk revisi dilakukan ketika hasil evaluasi
kurang memuaskan. Dalam revisi guru memperbaiki komponen-komponen pembelajaran
agar pembelajaran dapat efektif dan efesien.
Komentar
Posting Komentar